Tantangan industri retail (ritel) yang terjadi secara terus menerus membuat pegiatnya harus bekerja ekstra keras demi mempertahankan eksistensi. Bukan berarti industri retail (ritel) akan punah.
Namun, perkembangan dunia digital dan segala kemudahan yang diberikan secara perlahan-lahan menekan keberadaan toko-toko mereka.
Tantangan ini terlihat sangat berat bagi karena telah ada beberapa perusahaan retail terkenal yang memutuskan untuk menutup toko-tokonya, sebut saja Debenhams, Lotus, dan 7-Eleven.
Apa saja sebenarnya tantangan industri retail yang saat ini sedang gencarnya terjadi. Berikut Jurnal rangkum untuk Anda.
Bisnis retail yang lebih mengandalkan toko-toko fisik kini semakin tertekan karena adanya perubahan tren belanja yang beralih ke dunia online.
Transaksi digital yang terus berkembang semakin memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa repot keluar rumah.
Bermodalkan ponsel serta kuota internet, konsumen sudah bisa mencari berbagai kebutuhan baik sandang, pangan, maupun papan.
Tanpa perlu mengunjungi toko-toko dengan jarak cukup jauh yang akan menyita waktu, tenaga, dan biaya transportasi.
Berbelanja online selain memberikan kemudahan, barang-barangnya pun bervariasi dengan harga yang lebih kompetitif.
Tidak mengherankan apabila perubahan tren belanja ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri retail.
Contohnya di tahun 2017, perusahaan retail besar Matahari terpaksa harus menutup dua tokonya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai karena penjualan yang tidak memenuhi target.
Dan untuk mengatasinya kini sudah ada beberapa industri retail yang melakukan efisiensi toko fisik dan mulai merambah dunia online.
Karena memang zaman berkembang dengan begitu pesat. Siapa yang tidak mampu untuk mengikutinya pasti akan mengalami kemunduran secara perlahan-lahan.
Tantangan lain yang dihadapi industri retail (ritel) adalah penurunan konsumsi dan menurunnya daya beli masyarakat yang cukup drastis.
Data dari tahun 2017 didapatkan bahwa terdapat penurunan konsumsi masyarakat hingga sekitar 10-12 %. Dan penurunan ini masih terus terjadi hingga tahun 2019.
Penurunan ini bisa terjadi karena banyak sebab. Perpindahan ke dunia online yang telah dijelaskan tadi menjadi salah satunya.
Selain itu pelemahan kurs rupiah terhadap dolar yang berdampak pada harga jual barang juga membuat banyak konsumen menahan untuk berbelanja.
Faktor lainnya adalah bunga kredit yang semakin mahal serta harga komoditas perkebunan yang jatuh.
Oleh karena itu sejumlah industri retail harus melakukan penghematan listrik, membatasi produk dan lebih selektif memilih lokasi.
“https://www.jurnal.id/id/blog/tantangan-besar-yang-dihadapi-industri-retail-saat-ini/”